PEKALONGAN, KOMPAS.TV - Suasana rebutan warga pada salah satu gunungan saat tradisi Grebeg Besar yang diselenggarakan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat di Masjid Agung Keraton Surakarta, Jawa Tengah, Kamis siang. Tidak hanya pengunjung laki-laki yang berebut gunungan berupa makanan yang sebelumnya sudah didoakan, namun tampak anak-anak dan pengunjung wanita juga ikut antusias berebutan.



Penghulu Tafsir Anom Keraton Kasunanan Surakarta, Krat Muh Muktharom Pujonagoro, menjelaskan dalam satu tahun, Keraton Kasunanan Surakarta menyelenggarakan tiga tradisi Grebeg, salah satunya tradisi Grebeg Besar ini yang diselenggarakan untuk memperingati bulan haji atau untuk memperingati hari raya Idul Adha, sekaligus sebagai tanda syukur kepada Allah SWT. Grebeg Besar ini juga hampir sama dengan Grebeg lainnya yaitu dengan mengarak sepasang gunungan yang diberi nama Jaler atau pria dan Estri atau wanita. Kedua gunungan ini diarak dari Keraton menuju ke Masjid Agung untuk didoakan.



Salah satu pengunjung asal Surabaya, Aisyah, mengaku senang karena ia bisa menyaksikan secara langsung acara tradisi yang tidak ada di kotanya. Dirinya yang ikut berebutan dan mendapatkan makanan serta telur asin mengatakan tradisi seperti ini cukup seru.


Sementara itu, salah satu wisatawan mancanegara asal Perancis, Anna Maria, mengaku sangat mengagumi tradisi Jawa. Meski dirinya sudah lama tinggal di Indonesia di Kota Malang, dirinya baru kali ini menyaksikan langsung tradisi Grebeg Besar. Anna Maria saat melihat tradisi Grebeg Besar, dirinya mengajak sembilan temannya, tujuh dari Perancis, satu dari Andorra dan satu orang dari Kanada.



Tradisi Grebeg Keraton setiap tahun ada tiga yaitu Grebeg Syawal saat hari raya Idul Fitri, Grebeg Besar saat hari raya Idul Adha dan Grebeg Maulud atau Sekaten saat memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/422138/tradisi-grebeg-besar-di-keraton-surakarta-warga-rebutan-gunungan-makanan