KOMPAS.TV - Bantuan sosial alias bansos masih jadi senjata pemerintah saat ada harga komoditas naik, beras misalnya.
Tapi di penyaluran bansos ini selalu ada penyakit yang belum bisa sembuh. Penyakitnya biasanya adalah, orang yang dikasih fiktif atau ternyata sudah meninggal, atau yang dapet bantuan malah orang mampu, warga miskin malah tak mendapatkan bansos.
Bahkan potensi anggaran yang salah sasaran cukup besar.
Artinya ada dana Rp6 triliun lebih hilang begitu saja kepada pihak yang harusnya tak mendapatkan bansos.
Jadi anda bayangkan ada ratusan ribu warga miskin yang tak mendapatkan haknya, hanya karena mismatch data.
Mismatch data ini akan dipadankan dan diperbaiki dengan instansi terkait, mulai dari Badan Kepegawaian Negara, Dukcapil, hingga data di BPJS Kesehatan.
Soal mismatch data ini, yang jadi pilar penting adalah data dari daerah, karena Kemensos mendapat semua data penerima bansos dari pemerintah daerah.
Kalau dulu data warga miskin yang layak mendapatkan bansos diusulkan daerah per 6 bulan sekali, sekarang setiap bulan daerah bisa mengusulkan data warga yang masuk atau yang bisa dikeluarkan dari list warga miskin.
Baca Juga Demo Korupsi PT Antam Blok Mandiodo di Kejati Sultra Berakhir Ricuh! di https://www.kompas.tv/video/441140/demo-korupsi-pt-antam-blok-mandiodo-di-kejati-sultra-berakhir-ricuh
#bansos #kemensos #trirismaharini
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/video/443006/soal-dana-bansos-rp523-miliar-tiap-bulan-salah-alamat-begini-kata-mensos-tri-rismaharini