CILACAP, KOMPAS.TV - Pada Januari lalu, jembatan bambu penghubung antar desa di Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, kondisinya nyaris ambruk, karena diterjang banjir.
Meski tidak aman dan bisa ambruk kapan saja, jembatan masih digunakan warga, tetapi harus dilintasi secara bergantian.
Anak-anak sekolah mendapat pengawalan orang dewasa saat menggunakan jembatan.
Kini jembatan penghubung Desa Ujung Gagak dengan Desa Panikel, ambruk dan sama sekali tidak bisa dilintasi.
Imbasnya aktivitas warga terganggu, bahkan anak-anak kesulitan tiba di sekolah karena tidak ada akses penyeberangan.
Baca Juga Sejumlah Korban Banjir di Jambi Mulai Diserang Penyakit Diare hingga ISPA di https://www.kompas.tv/video/481755/sejumlah-korban-banjir-di-jambi-mulai-diserang-penyakit-diare-hingga-ispa
Setelah ramai diberitakan, jembatan di atas Sungai Cimeneng itu sempat didperbaiki, dan bisa dilintasi pengendara sepeda motor.
Namun, pada Selasa (31/01) malam, saat hujan besar mengguyur wilayah ini, sungai meluap, dan banjir.
Jembatan sepanjang 45 meter itu tidak mampu menahan terjangan air, ambruk, dan sebagian hanyut terbawa banjir.
Warga berharap, jembatan bambu diganti dengan jembatan permanen, sehingga aktivitas ekonomi dan pendidikan warga tidak terganggu.
Jembatan ini merupakan akses andalan warga.
Jika tidak menggunakan jembatan bambu, warga harus memutar jalan yang jaraknya hingga 14 kilometer lebih jauh untuk mencapai desa lain.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/video/481794/jembatan-bambu-sepanjang-45-meter-di-cilacap-ambruk-dan-hanyut-usai-diterjang-banjir