JAKARTA, KOMPAS.TV - Sri Mulyani kembali diminta untuk menjadi Menteri Keuangan di pemerintahan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka. Ekonom senior, doktor Raden Pardede menduga ada tanggung jawab yang diberikan kepada Sri Mulyani untuk menjadi mentor bagi para wamenkeu yang menjadi rekan kerjanya.

"Kalau Pak Tommy (Thomas Djiwandono) magang, kemudian dia makin ahli, sesudahnya makin jago. Jadi saya pikir dia perlu mentor yang dalam hal ini Bu Sri Mulyani melakukan mentoring terhadap beliau semuanya," ujar Raden Pardede.

Raden Pardede melihat penerimaan negara kita harus diakui masih belum memuaskan, sebab tax ratio-nya masih terendah di dunia.

Menurut Raden, mungkin diperlukan satu orang yang khusus mengawasi itu untuk membantu meringankan beban kerja menteri keuangan.

"Jadi nggak bisa hanya wakil menteri, yang kemudian wakilnya satu, untuk menguasai itu semua. Jadi, mungkin diperlukan seperti yang kita lihat sekarang ini. Contohnya ada wakil menteri yang khusus penerimaan (negara)," ungkapnya.

Rencana Prabowo memecah DJP (Direktorat Jenderal Pajak) dan DJBC (Direktorat Jenderal Bea Cukai) Kemenkeu menjadi BPN (Badan Penerimaan Negara) pertama kali diungkapkan wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka saat Debat Cawapres 2024 di Jakarta, Jumat (22/12/2023). Kala itu Gibran mengatakan, pihaknya akan melebur DJP dan DJBC Kemenkeu menjadi Badan Penerimaan Negara bila dirinya dan Prabowo Subianto terpilih.

Raden Pardede menambahkan, jika itu dipisahkan, kemungkinan bisa terjadi kurang koordinasi, antara berapa anggaran belanjanya dan bagaimana solusinya jika anggaran tersebut kurang.


Selengkapnya simak dialog Rosianna Silalahi bersama Ekonom senior, doktor Raden Pardede di kanal youtube KompasTV.

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/547050/sri-mulyani-diminta-prabowo-jadi-menkeu-lagi-ekonom-mentor-para-wamen-rosi