Masalah prosedur pelaksanaan kewajiban otopsi atau pemeriksaan bagian dalam jasad yang diduga sebagai korban pembunuhan atau yang penyebab kematiannya dinilai tak wajar kini kembali mengundang polemik. Sebab meskipun otopsi dinilai sebagai salah satu cara ilmiah untuk membuktikan atau mengetahui penyebab kematian seseorang, namun terkadang pihak keluarga korban menolak dan menyatakan keberatan jika otopsi dilakukan terhadap anggota keluarganya dengan alasan etika, kultur, ataupun hal-hal yang bersifat psikologis. Hal ini akan dibahas bersama Pengamat Hukum Pidana yang juga mantan Hakim Agung Djoko Sarwoko.