Belum selesai kasus gagal bayar yang menimpa Asuransi BUMN Jiwasraya, kini muncul lagi masalah dalam pengelolaan asuransi. Kali ini menimpa Asabri, Asuransi Sosial yang ditujukan untuk para Prajurit TNI.
Manajemen PT Asabri turut buka suara. Melalui siaran pers, manajemen menjelaskan operasional Asabri dalam keadaan baik dan tidak mengalami gangguan. Asabri menyebut sudah memiliki langkah - langkah untuk mengatasi persoalan yang dihadapi sekarang.
Analis Koneksi Kapital Indonesia, Alfred Nainggolan, menangkap sinyal janggal, dalam dua kasus yang menimpa asuransi BUMN Jiwasraya dan Asabri.
Keduanya ditengarai membeli saham BUMN \"gorengan\" hingga berujung kesulitan keuangan.
Analis menilai, kemampuan manajemen resiko dua Asuransi BUMN yaitu Jiwasraya dan Asabri masih minim, terutama soal penempatan dan perputaran dana investasi. Kasus yang menimpa Asabri juga menjadi sorotan Otoritas Jasa Keuangan, OJK.
Wakil Menteri Keuangan sekaligus Anggota Dewan Komisioner OJK ex Officio, Suahasil Nazara, menilai pengawasan keuangan baik Bank atau Non-bank di Indonesia, harus diperbaiki.
Menurut OJK, meski telah ada pengawasan internal dan sistem audit, namun pengawas juga perlu menangkap sinyal gerak kesehatan Lembaga Keuangan.
Sinyal kesehatan Asuransi ini menjadi penting, karena bisa mencegah celah tidak kejahatan seperti pencucian uang dan korupsi, yang memanfaatkan kesempitan.
Sebelumnya isu dugaan korupsi di Asabri mencuat ke publik setelah pernyataan Menko Polhukam, Mahfud MD. Mahfud menyebut nilainya pun tak kalah besar dengan kasus Jiwasraya yaitu mencapai sepuluh triliun rupiah.