BLITAR, KOMPAS.TV - Sejak beberapa hari terakhir, harga telur ayam di pasaran Kota Blitar terus melambung tinggi, Bahkan, kini harga telur ayam telah mencapai titik tertinggi dalam kurun beberapa tahun terakhir, yakni 32 ribu rupiah per kilogramnya.
Kondisi itu pun, memaksa warga untuk mencari solusi atas mahalnya harga telur ayam. Para konsumen pun, kini mulai beralih menggunakan telur ayam bentesan atau retakan, yang harganya jauh lebih murah, yakni 20 ribu rupiah per kilogramnya.
Meski kondisinya sudah tidak utuh dan faktor kebersihanya masih dipertanyakan, namun telur bentesan menjadi solusi di tengah mahalnya harga telur normal. Selisih harga yang mencapai 12 ribu rupiah, membuat penjualan telur ayam bentesan meningkat drastis.
Bahkan, selama 1 hari rata-rata penjualan telur ayam bentesan mencapai 50 kilogram. Naik dari hari hari sebelumnya yang hanya berkisar antara 10 hingga 20 kilogram saja. Sementara untuk penjualan telur ayam normal justru turun, kini rata-rata perhari hanya bisa terjual antara 5 hingga 10 kilogram saja.
Meski Blitar menjadi daerah penyuplai telur nasional, namun nyatanya harga jual telur di kota tersebut juga ikut melambung tinggi. Tingginya permintaan di hari Natal dan tahun baru ini disinyalir menjadi penyebab harga telur ayam terus melambung tinggi.
Kondisi ini pun diperkirakan akan terus terjadi hingga akhir tahun nanti. Para pedagang dan konsumen pun kini berharap agar pemerintah turun langsung untuk menyelesaikan persoalan mahalnya harga barang pokok termasuk telur tersebut.
#Blitar #Telur #harga #mahal #Sembako #Beritakediri
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/246715/siasati-mahalnya-harga-warga-terpaksa-gunakan-telur-yang-sudah-retak