ACEH, KOMPAS.TV - Populasi Gajah Sumatera kian terancam.

Konflik antara masyarakat yang tinggal di kawasan hutan dan gajah liar di Aceh berulang kali terjadi.

Menyempitnya habitat gajah, memaksa mamalia ini mencari makan hingga ke permukiman warga.

Banyaknya konflik yang terjadi antara gajah dan masyarakat membuat pemerintah dan LSM Lingkungan membentuk conservation response unit, CRU, Aceh di kawasan Aceh Jaya, pada 2008 lalu.

Tim bergerak memitigasi konflik gajah liar dan masyarakat.

Para aktivis ini juga merancang program untuk mengenalkan gajah kepada masyarakat.

Balai Konservasi Sumber Daya Alam, BKSDA Aceh mencatat sejak 2016 hingga 2021, terjadi sebanyak 542 konflik gajah dengan manusia.

Baca Juga Hutan Tempat Gajah Sumatra Diperjualbelikan, Polisi akan Selidiki di https://www.kompas.tv/article/267863/hutan-tempat-gajah-sumatra-diperjualbelikan-polisi-akan-selidiki

Konflik itu tersebar di 16 kabupaten kota di Aceh, seperti Kabupaten Aceh Timur, Pidie, Aceh Jaya, dan Aceh Utara.

Konflik ini menjadi penyebab terbesar kematian gajah di Aceh.

Terhitung sejak 2015 sampai 2021, 27 gajah mati karena konflik.

Sementara 10 gajah mati akibat diburu, dan 16 gajah mati secara alami.

BKSDA Aceh menyebut, konflik biasanya terjadi di area perkebunan dan budidaya masyarakat, yang menanam jenis tanaman yang disukai gajah.

BKSDA Aceh menyebut, populasi gajah di Aceh diperkirakan tinggal 593 ekor.

Tindakan cepat untuk mengatasi konflik hewan liar dan manusia harus dilakukan, agar gajah-gajah itu tidak punah.

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/278684/konflik-antara-gajah-dan-manusia-jadi-penyebab-terbesar-kematian-gajah-di-aceh