JAKARTA, KOMPAS.TV - Kesederhanaan begitu melekat pada sosok Syafii Maarif Ahmad, seorang cendikiawan muslim dan tokoh agama.
Memiliki nama besar tak membuatnya sungkan menaiki kelas ekonomi saat penjadi penumpang pesawat, atau menaiki sepeda onthel saat berpergian di kota tempat tinggalnya, Yogyakarta.
Bahkan menaiki kereta rel listrik saat beraktivitas di Ibu Kota Jakarta.
Kini sang cendikiawan telah berpulang.
Duka tak hanya dirasakan keluarga besar Muhamadiyah namun juga masyarakat Indonesia.
Ahmad Syafii Maarif yang akrab dipanggil Buya Syafii, meninggalkan begitu banyak warisan etik yang kuat dalam perjuangan melawan korupsi serta ketidakadilan di masyarakat.
Baca Juga Buya Syafii Maarif Dikenal Sebagai Sosok Sederhana dan Menjunjung Tinggi Toleransi Beragama di https://www.kompas.tv/article/293246/buya-syafii-maarif-dikenal-sebagai-sosok-sederhana-dan-menjunjung-tinggi-toleransi-beragama
Tahun 1998 hingga 2005 saat Buya Syafii menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah, ia aktif membela komisi anti rasuah KPK dari segala intervesi dan pelemahan yang terjadi di lembaga itu.
Di luar soal KPK, Syafii juga jadi panduan untuk masalah moral dan etika di masyarakat.
Buya juga kerap menyuarkan tentang pluralisme dan toleransi, antar umat beragama.
Bagaimana sosok dan pikiran Buya Syafii Maarif sepanjang hidupnya?
Sapa Indonesia Malam bahas bersama Budi Setiawan, Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana PP Muhammadiyah, dan Azyumardi Azra, Cendekiawan Muslim.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/293255/pesan-terakhir-buya-syafii-maarif-ingatkan-jaga-keutuhan-bangsa-umat-islam-dan-muhammadiyah