YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Dalam konferensi pers, Dirreskrimum Polda Daerah Istimewa Yogyakarta, Kombes Endriadi mengatakan, ada kegiatan kekerasan berlebihan yang dilakukan bersama-sama antara kedua tersangka dan korban mutilasi di Sleman, Yogyakarta.
Akibat kegiatan kekerasan bersama tersebut, korban tewas dan kedua tersangka panik, kemudian melakukan mutilasi untuk menghilangkan jejak. Kedua pelaku dan korban saling kenal, lantaran satu komunitas yang tergabung dalam whatsapp group. Sebelum membunuh dan memutilasi korban, salah satu tersangka mengajak korban ke kontrakannya di kawasan Triharjo, Sleman, Yogyakarta.
"Pelaku dan korban saling kenal, mereka saling kenal di grup yang ada di media sosial. Kenal sudah tiga sampai empat bulan, namun baru ketemu pertama kali. Setelah mereka berkenalan di media sosial, dari pelaku yang di Jogja mengundang pelaku di luar Jogja. Mereka berkumpul, dan melakukan aktivitas tidak wajar, berupa aktivitas kekerasan berlebihan. Kemudian dari aktivitas ini, korban meninggal dunia," ucap Kombes Endriadi.
"Melihat korban meninggal dunia, pelaku panik dan melakukan mutilasi. Ada pemotongan kepala, pergelangan tangan dan kaki, kemudian dibungkus, mereka menghilangkan barang bukti dengan cara menyebarkan potonganpotongan di berbagai lokasi yang ada di Yogyakarta. Ada potongan tangan, dan kaki yang direbus oleh pelaku dengan tujuan menghilangkan sidik jari," imbuhnya.
Terkait detail kegiatan kekerasan bersama-sama yang dilakukan oleh para tersangka dan korban, pihak kepolisian belum bersedia membukanya, dengan alasan masih penyidikan. Pemeriksaan psikologi forensik akan dilakukan untuk mengetahui perilaku dan karakter pelaku hingga tega melakukan aksi sadis tersebut. Sementara kedua pelaku kini terancam Pasal 340 KUHP, tentang pembunuhan berencana .
#mutilasi #yogyakarta #pembunuhanberencana
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/427416/polda-diy-dalami-motif-pembunuhan-dan-mutilasi-di-sleman