LUMAJANG, KOMPAS.TV - Proses identifikasi jenazah korban bencana Gunung Semeru di Lumajang, hari ini kembali dilanjutkan oleh DVI Polda Jawa Timur.
Sejauh ini, baru 17 dari 40 korban meninggal, yang sudah teridentifikasi.
Hilangnya data-data sekunder dari korban meninggal dunia, menjadi kendala utama, untuk mempercepat proses identifikasi.
Saat ini, jenazah yang belum diketahui identitasnya, disimpan dalam kontainer pendingin.
Lamanya proses identifikasi, membuat warga yang meyakini anggota keluarganya menjadi korban jiwa, harus menunggu lebih lama di ruang tunggu jenazah.
Sebelumnya, tim evakuasi gabungan kembali menemukan dua jenazah korban bencana guguran awan panas Semeru, di Dusun Curah Kobokan, Desa Sumberwulu, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Polisi meminta warga yang merasa kehilangan anggota keluarganya aktif melapor, ke posko ante dan post mortem, atau via hotline, guna mempercepat proses identifikasi.
Dua jenazah yang diketahui seorang pria dan anak korban bencana guguran awan panas Semeru di dusun Curah Kobokan, Desa Sumberwulu, langsung dievakuasi petugas ke rumah sakit untuk dilakukan identifikasi.
Hingga Kamis (09/12) pagi, jumlah korban meninggal akibat guguran awan panas Semeru, sebanyak 40 orang.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/240196/kondisi-jenazah-korban-semeru-sulit-dikenali-proses-identifikasi-jenazah-berjalan-lamban