PONOROGO, KOMPAS.TV - Polisi mendalami kasus dugaan penganiayaan berujung kematian santri Pondok Modern Gontor di Ponorogo, Jawa Timur.
Tim penyidik dari Polres Ponorogo juga menggelar pra rekontruksi di lokasi tewasnya korban.
Total ada 50 adegan yang direka ulang.
Salah satunya di ruangan pramuka, di mana korban diduga dianiaya para senior akibat kesalahpahaman usai kegiatan perkemahan.
Baca Juga Santri Gontor yang Tewas Dianiaya Teman akan Diautopsi pada Kamis, Libatkan Tim Forensik Mabes Polri di https://www.kompas.tv/article/325951/santri-gontor-yang-tewas-dianiaya-teman-akan-diautopsi-pada-kamis-libatkan-tim-forensik-mabes-polri
Selain pra rekontruksi, polisi juga berhasil mengamankan sejumlah barang bukti dari lokasi.
Seperti tongkat, botol air mineral, minyak kayu putih dan becak yang digunakan untuk mengevakuasi korban.
Setelah memeriksa 11 saksi, polisi berencana mengautopsi jenazah korban yang telah dimakamkan.
Sebelumnya diberitakan, Siti Soima tak kuasa menahan tangis saat mengenang kematian anaknya Albhar Mahdi.
Sang anak meninggal dunia diduga dianiaya sesama santri saat menimba ilmu di Pondok Pesantren Gontor di Ponorogo, Jawa Timur.
Temuan luka lebam di sekujur tubuh Albhar Mahdi menjadi alasan utama keluarga nekat menempuh jalur hukum.
Meski awalnya keluarga menerima surat keterangan dari Rumah Sakit Yasfin Darusalam Gontor yang menyatakan bahwa putra mereka meninggal akibat sakit.
Pasca laporan keluarga korban, Pondok Modern Darussalam Gontor meminta maaf atas tragedi tewasnya Albhar Mahdi.
Pihak Gontor mengaku telah memberikan sanksi kepada para pelaku dengan mengeluarkan mereka dari pondok.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/326002/pra-rekonstruksi-tewasnya-santri-ponpes-gontor-ponorogo-50-adegan-diulang-jenazah-bakal-diautopsi