PARE-PARE, KOMPAS.TV - Maraknya kasus tindak kekerasan yang dilakukan oleh anak di bawah umur, tak bisa lagi dianggap sepele.
Ini menjadi momen evaluasi diri bagi setiap orang tua, tentang pentingnya peran pengasuhan terhadap anak.
Seperti yang terjadi di Pare-Pare, tindak kekerasan oleh anak di bawah umur ini terekam kamera CCTV, di Kelurahan Malleusetasi, Kota Parepare, Sulawesi Selatan, pada 11 Maret lalu.
Penyebabnya, juga karena masalah sepele.
Pelaku, yang ternyata merupakan remaja putus sekolah mengaku tega menganiaya korban, hanya karena tak suka dengan gaya berjalan korban yang dianggapnya sombong.
Kekerasan oleh anak di bawah umur juga terjadi di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, 9 Maret.
Seorang siswa sekolah dasar, dibacok temannya sendiri.
Akibatnya, lengan kanan bocah kelas lima SD ini terluka parah, meski kini sudah diperbolehkan pulang ke rumah.
Penganiayaan dengan senjata tajam ini terjadi, saat korban dan pelaku yang berinisial MN, sedang bermain sepak bola usai mengaji di masjid.
Diduga, pelaku yang juga masih pelajar sekolah dasar, tak terima orang tuanya kerap jadi bahan olok-olokan korban.
Dan yang terakhir, pada 4 Maret lalu, seorang siswa sekolah dasar di Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat, meninggal dunia, setelah tiba-tiba dibacok oleh gerombolan pelajar SMP bersepeda motor.
Saat kejadian, korban tengah berjalan kaki bersama teman-temannya.
Warga sempat membawa korban ke rumah sakit, tetapi nyawanya tak tertolong, karena kehabisan darah akibat luka sabetan celurit di bagian leher.
Polisi pun menangkap 14 pelaku, yang semuanya masih duduk di bangku SMP.
Mirisnya, belakangan para pelaku mengaku salah sasaran.
Baca Juga Beberapa Kali Hotman Paris Semprotkan Cairan di Ruang Sidang Kasus Narkoba Teddy Minahasa di https://www.kompas.tv/article/388563/beberapa-kali-hotman-paris-semprotkan-cairan-di-ruang-sidang-kasus-narkoba-teddy-minahasa
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/388571/marak-kekerasan-oleh-anak-di-bawah-umur-lantas-apa-yang-dapat-mencegahnya